TAK PERLU MERENDAHAN ORANG LAIN UNTUK JADI "TINGGI"


Suatu hari, disebuah sekolah ada seorang guru bijak yang mengajar anak didiknya. Suatu ketika mereka sampai pada ujian tengah semester, banyak yang mengerjakan dengan serius, namun ada pula yang mengerjakan asal-asalan dan juga mencontek. Setelah ujian tengah semester selesai, sang guru memberikan hasil ulangan mereka. Tetapi nampaknya ada diantara murid-murid tersebut yang kurang puas dengan hasil yang dicapainya serta merasa iri dengan kawannya lalu ia menceritakan kejelekan kawannya, dia mengatakan kepada gurunya bahwa ulangannya merupakan hasil murni dari pemikirannya sendiri dan tanpa kecurangan. Sementara hasil ulangan temannya yang lain hanya contekan atau hanya menebak asal-asalan. Sang guru hanya tersenyum dan menepuk punggung muridnya sembari mengatakan "belajarlah yang giat nak". Si Murid tersebut berlalu dan merasa jengkel karena merasa tidak puas dengan jawaban gurunya.

Keesokan harinya, sang guru tersebut kembali mengajar dikelas. Usai membuka kelas beliau langsung membuat satu garis sepanjang 1 m  di papan tulis, lalu berkata : "Anak-anak, coba perpendek garis ini !". Tanpa petunjuk apapun sang guru langsung duduk dan mempersilahkan murid-muridnya untuk menjawab. Mereka sangat kebingungan untuk menjawab hingga  Anak pertama memberanikan diri untuk maju dan mencoba menjawab, ia menghapus 10 cm dan garis itu menjadi 90cm. Pak Guru mempersilakan anak ke 2. iapun melakukan hal yg sama, sekarang garisnya tinggal 80 cm. Anak ke 3, ke 4 dst  pun maju kedepan melakukan hal yg sama, hingga garis itu tinggal 50 cm.
Terakhir, seorg anak maju kedepan. Ia tidak mengurangi garis yang tinggal 50cm tersebut, namun membuat garis baru sepanjang 200 cm, lebih panjang dr garis yg pertama. Teman temannya pun heran dan mengejek jawaban anak tersebut karena menurut mereka justru itu lebih panjang.

Sang Guru menepuk bahu anak tersebut, seraya bertepuk tangan "Kau memang bijak muridku". Sontak seluruh murid terheran heran dan memprotes keputusan Guru tersebut. Beliau hanya tersenyum mendengar jawaban dari anak didiknya. Setelah semua selesai berargumen sang guru pun mulai menjelaskan. "Anak-anak memang tidak salah untuk memendekkan garis tersebut kalian menghapusnya sebagian, namun
untuk membuat garis itu menjadi pendek, sebetulnya kalian tak perlu susah payah untuk menghapusnya. Karena itu akan mengotori tangan kalian. Cukup membuat garis lain yang lebih panjang, maka garis pertama akan menjadi lebih pendek dengan sendirinya." murid-murid pun terdiam dan merenungi maknanya.

Kemudian ditengah kesenyapan itu sang guru pun memberi penjelasan serta nasehat kepada anak didiknya,
"Murid-murid, ini bisa menjadi salah satu contoh untuk kalian,
UNTUK MENJADI YANG TERBAIK TAK PERLU MENJATUHKAN, MENYINGKIRKAN ATAU MENJELEKAN PIHAK LAIN. CUKUP LAKUKAN KEBAIKAN YANG TERBAIK SECARA KONSISTEN. BIARKAN WAKTU YANG AKAN MEMBUKTIKAN KUALITAS KITA. BILA HAL ITU TAK MEMBERIKAN HASIL SECARA LANGSUNG SEKARANG TETAPI YAKINLAH SUATU SAAT ITU AKAN BERGUNA DAN MEMBERIKAN MANFAAT UNTUK KALIAN. PERMATA AKAN TETAP BERSINAR MESKIPUN TERPENDAM DALAM LUMPUR YANG GELAP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG RAJIN SHOLAT TETAP MISKIN, YANG SERING MAKSIAT KAYA RAYA... WHY??

TERNYATA HIDUP KITA CUMA "1,5 JAM"

SEJARAH PRESIDEN RI MIRIP KISAH PARA KAGE DI NARUTO